Viralvideo seorang suami dengan sabar merawat istrinya yang sakit ini menuai pujian warganet. Rendy dipandang oleh warganet sebagai sosok suami idaman. ," ungkap @riyantosri berbagi cerita. View this post on Instagram. A post shared by STATUS FAKTA (@statusfakta) Tags Kesetiaan Suami Rawat Istri Sakit Video Viral Kesabaran Suami Suami
Salah satu karakter yang perlu dimiliki seorang suami ialah sabar. Banyak orang mengira karakter ini tidak terlalu penting dibanding kepemimpinan. Kebanyakan pria didorong dan dididik untuk bisa memimpin keluarga. Namun, dalam hidup berumah tangga ada banyak masalah dan tantangan yang menuntut kita, sebagai kepala keluarga, untuk sabar kepada semua anggota keluarga—khususnya istri. Mengapa Tuhan ingin kita melakukannya, dan bagaimana cara menjadi suami yang sabar?Mengapa Perlu Sabar?Untuk menjadi suami yang sabar, Anda perlu terlebih dahulu memahami apa alasan seorang suami harus mengasihi seorang pria berkomitmen menikahi seorang wanita, ia siap menerimanya dengan segala kelebihan dan juga kekurangannya. Entah istri Anda cerewet, pemarah, atau punya pola pikir negatif, ketika Anda mengikat janji setia dengannya, berarti Anda menerima istri Anda sebagai satu paket. Tidak hanya yang bagus-bagusnya saja, tetapi juga keburukan dan kelemahannya. Seorang pria tetangga di kota kelahiran saya punya istri yang bertabiat kasar dan pemarah. Kalau sedang bertengkar, para tetangga di sekitar rumah mereka pasti bisa mendengar suaranya. Untunglah, suaminya sangat sabar. Setelah lulus sekolah, saya merantau selama lima tahun. Ketika pulang, saya mendengar istri tetangga ini sedang marah-marah kepada suaminya dengan suara yang sama lantangnya dengan lima tahun lalu. Suatu ketika, saya dan tetangga pria ini bertemu di warung kopi. Di sela-sela obrolan kami, saya bertanya apa rahasianya sehingga bisa sabar terhadap istrinya selama puluhan tahun. Ia menjawab “Karena aku mengasihinya, dan aku yang memilihnya.”Hai suami-suami, kasihilah isterimu dan janganlah berlaku kasar terhadap dia. – Kolose 319Kesabaran menjadi salah satu karakter yang perlu Anda miliki untuk menjaga kehidupan pernikahan yang harmonis, karena1. Sabar Adalah Wujud KasihKasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. – 1 Korintus 134Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. – 1 Korintus 137Dalam definisi kasih, kata “sabar” diulang sebanyak dua kali, yaitu di ayat 4 dan 7. Artinya, Tuhan ingin kita serius dengan kesabaran, karena ini memang tidak mudah. Tuhan memerintahkan kita agar sabar menanggung segala sesuatu. Artinya, kita harus sabar dalam kondisi apa pun. Bukan hanya ketika segalanya baik-baik saja, melainkan juga ketika keadaan sedang tidak Anda bisa bersabar menghadapi pelanggan yang menjengkelkan, Anda pun bisa bersabar dengan istri yang wajahnya cemberut sepulang kerja gara-gara terjebak macet. Kalau Anda bisa sabar menghadapi atasan yang menuntut Anda menyelesaikan target pekerjaan secepatnya, Anda juga harus sabar ketika istri meminta Anda membeli tabung gas malam itu Anda mengasihi istri, seburuk apa pun ucapan atau tingkahnya akibat situasi tertentu, Anda akan mampu bersabar dan merespon dengan benar. Namun, tanpa hati yang mengasihi, mudah bagi Anda untuk langsung marah dan melupakan semua hal baik yang sudah istri lakukan untuk Anda. Ingatlah bahwa istri adalah penolong terbaik dari Tuhan bagi Kesabaran Membuat Anda Melebihi PahlawanOrang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota. – Amsal 1632Ujian untuk bersikap sabar dapat terjadi kapan saja dan berlangsung seumur hidup. Dan, siapa yang paling sering membuat jengkel dan menguji kesabaran kita? Biasanya mereka yang paling sering berinteraksi dengan kita. Misalnya, rekan kerja, relasi bisnis, mertua, anak, atau istri. Sebelum menunjuk orang lain sebagai penyebab ketidaksabaran kita, mari lakukan evaluasi diri Mungkinkah mereka menjadi tidak sabar karena sikap kita yang menguji kesabaran mereka? Orang bisa menjadi tidak sabar karena berbagai sebab. Ketika ini terjadi, alangkah baiknya Anda introspeksi diri. Contohnya, atasan sering bersikap tak sabar kepada Anda. Cobalah koreksi diri dahulu Apakah cara kerja saya sudah tepat dan hasilnya memuaskan? Atau, apakah saya malas-malasan bekerja sehingga atasan jadi kesal? Lantas, bagaimana kalau kita yang sering tidak sabaran kepada seseorang? Atasi hal ini dengan mencari solusinya. Umpamanya, Anda tidak sabar dengan anak Anda yang malas belajar. Untuk itu, cari tahu kenapa ia malas, apa yang bisa memotivasinya untuk rajin belajar, dan seterusnya. Fokuslah pada pemecahan masalah. Marah-marah dan bersikap kasar takkan menyelesaikan apa-apa, tetapi mencari solusi akan membantu anak Anda dan diri Anda sendiri. Pasangan tentu mau menerima Anda apa adanya, tapi pasangan Anda dan juga Tuhan, tidak ingin Anda terus-menerus apa adanya. Tuhan mau kita mengalami pertumbuhan dan perubahan ke arah yang lebih baik. Setelah punya istri, yang tidak sabaran perlu belajar menjadi sabar. Yang sudah sabar, belajarlah untuk lebih sabar Teguh 2 Hal IniAda banyak cara untuk menjadi suami yang sabar, tetapi saya ingin berfokus pada dua hal. Keduanya sederhana, tetapi besar dampaknya jika diterapkan dengan serius1. Perlakukan Istri Sebagaimana Anda Ingin DiperlakukanJanganlah engkau menuntut balas, dan janganlah menaruh dendam terhadap orang-orang sebangsamu, melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri; Akulah TUHAN. – Imamat 1918Saat sedang kecewa, marah, atau sedih akibat suatu hal, Anda tentu berharap istri bersikap sabar dan mau memahami. Nah, andaikan kondisinya dibalik, maukah Anda juga bersabar dan memahami istri?Misalkan, istri Anda menjengkelkan dan bicaranya ketus. Pikirkanlah, pasti ada sebabnya mengapa ia bersikap begitu. Mungkin ia sedang haid. Atau, pusing dengan anggaran belanja yang diperketat. Mungkin ia punya masalah dalam pekerjaan, stres mengurus anak yang sakit atau malas belajar, dan lain lekas-lekas ikut marah kalau istri marah. Belajarlah untuk diam. Pernah suatu kali, sepulang kerja saya mendapati istri sedang cemberut, dan ketika ditanya, nada suaranya tinggi. Alih-alih mendesaknya, saya memilih pergi mandi. Usai makan, setelah istri kelihatan lebih relaks, barulah saya bertanya lagi. Istri bercerita bahwa ia sedang banyak masalah di kantor, ditambah pula kadar asam lambungnya naik. Saya pun memeluk dan maka kita akan dapat berpikir positif dan berlaku Terima Koreksi Mungkinkah Anda yang Lebih Dulu Menguji Kesabaran Orang Lain?Akhir suatu hal lebih baik dari pada awalnya. Panjang sabar lebih baik dari pada tinggi hati. – Pengkotbah 78Apa yang biasanya membuat istri Anda kesal, lalu kalian bertengkar, dan Anda jadi tak sabaran terhadapnya?Kalau saya, biasanya karena sudah berkali-kali diberitahu tapi saya tidak mengindahkan. Istri marah, dan kesabaran saya ikut habis. Ketika ditelusuri lebih dalam, barulah saya tahu yang membuat istri gusar adalah karena saya suka menunda-nunda sesuatu yang menurut saya sepele. Misalnya, memfotokopi KTP. Menyadari hal ini, saya mengakui bahwa saya salah dan telah menjengkelkan hatinya. Namun, tak berhenti sampai di situ, saya juga belajar mengubah kebiasaan menunda. Apa yang bisa dikerjakan sekarang, saya kerjakan sekarang. Jika hal ini dapat membuat karakter saya bertumbuh, mengapa tidak saya lakukan?Orang yang panjang sabar adalah orang yang rendah hati. Ia berusaha memahami kenapa orang yang dikasihinya marah, mencari tahu akar masalahnya, dan fokus pada solusi. Ia memikirkan perasaan istrinya. Ia sadar, hal-hal yang dianggapnya lumrah dan tidak merugikan, ternyata menjengkelkan dan merugikan orang lain. Berubahlah menjadi lebih baik dengan introspeksi diri dan kemauan untuk terus bertumbuh. Jangan menjadi orang sombong yang menolak kritikan. Bukan tak mungkin, inilah yang menjadi awal masalah rumah tangga, yaitu karena orang lain tidak sabar dengan kekeraskepalaan Anda. Bersyukurlah istri Anda masih mau mengoreksi, karena tandanya ia mengasihi Anda. Ia ingin Anda berubah menjadi pribadi yang lebih baik. Jangan hanya menuntut istri sabar lebih dahulu, baru Anda akan sabar. Kita, sebagai suami, juga harus lebih dulu sabar terhadap istri. Suami adalah pemimpin keluarga, dan pemimpin adalah pengaruh. Jadi, kalau kita sabar, kita bisa memengaruhi orang-orang di sekitar kita untuk bersabar berusaha dengan sungguh-sungguh, Anda pasti bisa sabar menghadapi pasangan. Istri adalah penolong yang diberikan Tuhan untuk Anda, jadi bersabarlah menghadapinya dalam segala hal. Perlakukan istri seperti Anda ingin diperlakukan, terimalah koreksinya, dan bertumbuhlah menjadi pribadi yang lebih baik. Selamat mencoba!–Gereja GKDI saat ini terdapat di 35 kota. Kami memiliki kegiatan Pendalaman Alkitab di setiap wilayah, jika Anda membutuhkan informasi ataupun berkeinginan untuk terlibat didalamnya, hubungi kami di contact Gereja GKDI OfficialWhatsApp 0821 2285 8686 atau Facebook / Instagram GKDI OfficialArtikel terkaitVideo inspirasiVisited 77 times, 1 visits todayLast modified Jul 7Makaberdosalah saya jika tidak bersyukur saat ini. Allah sudah memberikan suami yang begitu sabarnya mau melayani dan menuntun saya. Kelak, saat Emir sudah besar, akan saya ceritakan kejadian ini. Agar ia tahu, bahwa dirinya dikandung oleh ibu yang memiliki suami yang begitu sabar.Suami yang begitu kucintai selalu saja berselingkuh meski kami telah dikaruniai dua orang putri. Sepuluh tahun usia pernikahanku seperti sebuah zona latihan kesabaran bagiku. Berulang kali suamiku selingkuh dan berulang kali juga aku memberinya maaf. Assalamu’alaikum para pembaca… Namaku Vira umur 40 tahun. Aku ingin membagi sepenggal cerita keluarga yang kujalani bersama suamiku. Terimakasih kepada redaksi yang telah memuat kisahku ini. Aku sekarang seorang ibu dari 2 orang anak yang cantik-cantik berumur 9 tahun dan 2,5 tahun. Aku termasuk wanita yang telat menikah, itu mungkin karena aku terlalu asyik dengan pekerjaanku. Aku menikah ketika usiaku sudah menginjak 30 tahun, itupun setelah orang tua selalu mendesak aku untuk segera menikah. Aku menemukan jodohku di UGD anak. Saat itu aku dan keluargaku lagi nungguin keponakanku yang lagi masuk UGD. Dan di saat yang bersamaan aku berkenalan dengan seorang lelaki yang lumayan ganteng yang juga sedang nungguin keponakannya di UGD yang sama. Dari awal pertemuan itu dia atau sebut saja mas Andik berusaha untuk bisa mengenal aku. Singkat cerita Aku akhirnya tergoda juga dengan segala rayuan dan gombalan mas Andik yang membuat Aku mabuk kepayang. Ditambah lagi para tetanggaku yang sering memuji ketampanan mas Andik. Mereka bilang aku pinter banget kalo cari pacar. Dan selama jalan sama mas Andik, aku rasa pikiranku selalu nyambung dengan dia sehingga aku ngerasa dialah jodohku. Baca juga cerita keluarga lainnya Aku di Zolimi Suami dan Keluarganya Aku Jadi Terdakwa di Keluarga Suami Ternyata Suamiku Yang Mandul Setelah 1 tahun pacaran, akhirnya kamipun menikah. Walaupun pernikahan kami kurang direstui sama papaku karena mas Andik belum punya pekerjaan tetap, tapi beliau dengan terpaksa merestui pernikahanku dengan mas Andik karena aku sangat mencintainya. Mungkin juga karena aku sempat mengancam ke ortuku kalo aku gak nikah sama mas Andik, aku gak akan nikah selamanya. Di awal pernikahanku, aku memutuskan untuk mengontrak rumah sendiri. Supaya kami bisa hidup lebih mandiri dan tidak tergantung sama orang tua. Tapi disitulah… setelah menikah tak berapa lama, kira-kira 1 minggu usia pernikahanku, aku baru tahu kalo suamiku itu orangnya temperamen. Kalau ada sesuatu yang tidak berkenan dihati dia selalalu marah-marah bahkan gelas atau piring bisa jadi sasaran kemarahannya. Aku jadi gak enak sama tetangga. Jadi aku harus mengalah supaya suasana gak tambah panas. Sempat terpikir dalam benakku untuk minta cerai dan menyesal dengan pernikahan ini. Tapi aku malu pada orang-orang disekitarku apalagi pada orang tuaku yang kurang setuju aku menikah dengan mas Andik. Setelah menikah 2 bulan lamanya, akhirnya aku hamil 1 bulan. Disitu kesabaranku mulai diuji terhadap ulah suamiku. Selain dia orangnya temperamen, ternyata suamiku itu juga terlilit hutang. Aku jadi bingung dan jadi kepikiran terus. Singkat cerita, hampir tiap hari aku bertengkar dengan suamiku. Pernah sempat terlintas dibenakku untuk bunuh diri daja dan mencoba menggugurkan janin yang ada diperutku. Karena aku sempat shock dengan tingkah laku suamiku yang berubah 180° setelah kami menikah. Aku merasa dibohongi. Beban pikiranku semakin bertambah karena perekonomian kami yang pas-pasan karena suami gak jelas kerja apa. Sehingga dengan segala masalah yang ada dan pikiran yang selalu stres tiap hari membuat janinku keguguran diusia 1 bulan lebih. Beberapa bulan kemudian aku hamil lagi. Aku berusaha menjaga janinku itu dengan sangat hati-hati. Aku gak ingin keguguran lagi untuk kedua kalinya. Kujaga dia dengan sepenuh hati. Tapi lagi-lagi suamiku bikin ulah. Dia mencoba selingkuh dengan beberapa cewek yang masih single. Ini semua dilakukan dengan perasaan tak bersalah. Perselingkuhan suamiku kutahu dari hpnya yang berisi SMS dari cewek-cewek yang gak jelas. Kucoba berusaha bersabar sampai anakku lahir sehat. Aku sangat bersyukur diberikan seorang gadis mungil yang cantik. Dan kemudian kami memutuskan hidup bareng orangtua karena anakku gak ada yang momong kalo aku kembali kerja. Terpaksa aku hidup campur sama mertua. Kucoba beradaptasi dengan lingkungan keluarga suamiku. Baca Juga Aku Ingin Rasa Sayang yang Tulus dari Suamiku Aku Menderita Tinggal Serumah Dengan Mertua Memang dimana-mana kalo ikut mertua pasti banyak gak cocoknya. Tapi aku tergolong orang yang cuek dan gak suka ngerumpik sama tetangga. Jadi jika mertua atau kakak suamiku gak suka sama aku dan cerita sama tetangga tentang aku, aku gak pernah ambil pusing karena hari-hariku sibuk bekerja dan jika di rumah aku sibuk dengan anakku yang lagi lucu-lucunya. Diusia pernikahanku yang ke-3 tahun, suamiku selingkuh lagi dengan seorang gadis yang mirip Marshanda. Ini semua aku ketahui melalui SMS mesra di hpnya dan surat yang dikirim cewek itu ke rumah kakaknya yang akhirnya jatuh ditanganku. Kesabaranku mulai dicoba lagi dan hampir membuat rumah tanggaku hancur. Aku dan anakku pergi kerumah orang tuaku karena sudah gak tahan dengan segala perlakuan suamiku karena dia juga sempat nampar aku gara-gara mbelain cewek itu. Mertuaku juga lebih belain suamiku yang jelas-jelas suamiku salah besar dalam hal ini. Dengan perasaan hancur aku pulang ke rumah orang tuaku, dan mereka menerimaku dengan tangan terbuka. Hari-hari aku lalui dengan hati yang galau. Seminggu, 2 minggu, dan 3 minggu kemudian suamiku baru menghubungi aku lewat telepon menanyakan keadaan anakku dan mengajak kami kembali ke rumahnya. Aku sempat bingung ambil keputusan. Disisi lain aku masih sayang sama suamiku dan masa depan anakku. Kalo aku ambil keputusan cerai, aku takut anakku gak punya papa seperti anak-anak yang lain. Tapi disisi lain, aku masih sakit hati dengan ulah suamiku yang gak pernah berubah. Dan aku akhirnya mencoba memaafkan dan menerima suamiku kembali demi anakku. Mungkin anda mengira aku bodoh mau menerima suamiku kembali. Dan orang tuaku juga gak mau ikut campur dengan segala keputusan yang aku ambil. Mereka selalu mendukung apa yang sudah jadi keputusanku. Asal aku berani menanggung resikonya. Tiga tahun berlalu dengan begitu cepat dan aku merasa suamiku sudah berubah. Hatiku jadi agak tenang. Tapi itu semua tak berlangsung lama. Mungkin karena suamiku gak pernah sholat jadi dia mudah tergoda cewek lain yang dikenalnya dari temen bisnisnya. Lagi-lagi HP adalah sarana utama dalam menjalin perselingkuhan. Ini kuketahui dari HP suamiku yang tiba-tiba bunyi di pagi hari, pas suami lagi mandi. Betapa terkejutnya aku membaca sms mesra yang menyebut suamiku dengan panggilan papa. Ohhh…ya Allah kembali diri ini diuji agar selalalu ingat kepada-Mu. Kucoba hadapi ini semua dengan sabar. Hari-hari kulalui dengan menjadi detective. Tiap malam aku bergerilya mencari letak hp suamiku yang tak biasa disembunyikan. Ini jadi menambah rasa curiga dan rasa penasaran dihatiku. Mungkin Allah memberikan petunjuk padaku, dimana suamiku menyembunyikan HPnya aku selalalu menemukannya. Lagi-lagi kutemukan kata mesra, kadang kata-kata mesum yang membuat hati ini tambah sakit. Dari situ aku simpen nomor tuh cewek dan aku menyuruh saudaraku yang cowok buat mancing dimana dan seperti apa cewek itu sebenarnya. Dan sodaraku akhirnya berhasil mengantongi identitas tuh cewek. Kemudian aku bongkar cewek itu seperti apa pada suamiku. Hampir aja suamiku minggat demi cewek yang gak jelas itu. Dan Sekali lagi kuterima suamiku dengan tangan terbuka. Karena kuyakin suamiku selama ini selingkuh hanya melalui sms saja, gak lebih. Karena aku sudah memergoki duluan sebelum mereka mengenal lebih jauh. Lima bulan kemudian aku hamil anak kedua. Dan 9 bulan kemudian lahirlah anak kedua cewek lagi. Ketika si kecil berumur 6 bulan, suami mulai berulah lagi. Kali ini kenapa tiba-tiba aku agak curiga dengan kepergian suamiku dengan alasan bisnis di malam hari. Kucoba membuntutinya dari belakang. Baru kali ini aku melihat suamiku janjian sama cewek. Sakit banget hati ini, tapi aku coba tuk bertahan. Dan aku terus mengikuti mereka. Ingin rasanya aku jambak rambut tuh cewek. Belum sempat niatku terwujud tiba-tiba motor yang mereka kendarai menabrak gundukan galian di tengah jalan. Dan mereka terpental sampai si cewek pingsan gak bisa bangun. Melihat kejadian itu, aku merasa Allah sudah membalas perbuatan mereka. Kemudian aku hampiri mereka dan kutinggal pergi begitu saja. Saat itu suamiku sempat melihatku. Sampai rumah suamiku meminta maaf. Dan dia heran kenapa aku gak memarahinya. Aku jawab buat apa marah, toh Allah sudah memberikan balasannya. Sejak saat itu suamiku mulai berubah. Dan dia jadi insyaf dan sudah mulai melakukan sholat 5 waktu. Terimakasih yaa Allah, akhirnya Engkau berikan rahmat-Mu pada kami. Dan Engkau telah berikan kenikmatan disaat usia pernikahan kami menginjak 10 tahun. Semoga pengalamanku bisa jadi motivasi dalam hidup selanjutnya. Yang pasti jangan menyerah dan tetaplah berusaha untuk sabar. Demikian kisahku, semoga bermanfaat.KisahNyata Mengharukan : Kisah Perselingkuhan Seorang Istri, Dan Suami Yang Sabar, Hingga Istri Lupa Daratan Akhirnya Dapat Musibah Yang Amat Memalukan Berikut ini adalah sebuah kisah nyata. Ini adalah pengakuan seorang istri yang menulis pada note di facebooknya tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinaaan akibat sisi buruk
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Itqon, Gugen, Semarang KH Haris Shodaqoh berpesan agar senantiasa merawat sifat sabar dan syukur seperti para ulama terdahulu. "Pahala dari sabar dan syukur itu tidak terukur," kata Kiai Haris menceritakan sebuah kisah tentang percakapan pasangan suami istri. Sang suami memiliki wajah buruk rupa sedangkan istri mempunyai paras yang "Dek, kalau urusan masuk surga jelas aku lebih unggul darimu."Istri "Kenapa bisa begitu ?"Suami "Karena aku orang yang selalu bersyukur memiliki istri secantik dirimu, Dek."Istri "Ah kamu salah, Mas. Kalau urusan surga aku lebih dulu, Mas," sanggah sang "Lha kok bisa?" tanya si suami dengan "Karena aku orang tersabar di dunia, Mas, punya suami yang wajahnya enggak karu-karuan." Khozin MuhammadCerita tersebut disampaikan KH Haris Shodaqoh saat berceramah pada Haul KH Abdurrahman bin Qosidil Haq dan keluarga pada di halaman Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen, Demak sabtu 25/8.
Yang Sabar Mama', Pesan Haru Noah Sinclair ke BCL Setelah Ashraf Meninggal, Titi Kamal Cerita Ini. POSBELITUNG.CO -- Duka mendalam tengah dirasakan oleh Bunga Citra Lestari ( BCL). Suami BCL, Ashraf Sinclair meninggal dunia pada Selasa (18/2/2020).Kisah ini adalah kisah seorang suami yang sabar menjalani takdir. Agar fitnah itu tidak dialami istrinya, dia rela menanggung fitnah itu sendiri. Kesabaran menghadapi istri, menjalani takdir adalah sebuah amal sholeh yang patut di contoh. Berikut ceritanya. Perkawinan itu telah berjalan empat 4 tahun, namun pasangan suami istri itu belum juga dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik “kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?”. Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik. Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak. Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, lalu menyambungnya dengan ucapan Alhamdulillah. Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum suami berkata kepada sang dokter “Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah saja sang dokter menolak dan terheran-heran. Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata “… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk pengumuman sang dokter, sang suami berkata inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT. Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak 5 tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya “Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan 9 tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata” betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan”. Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata “istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …”. Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah di sang istri berkata “OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih”.Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya. Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya “Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …”.Sang istri pun bad rest di rumah sakit. Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata “Maaf, saya ada tugas keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja”.“Haah, pergi?”. Kata sang istri.“Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat”. Kata sang sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri. Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya “Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi”.Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut. Dan subhanallah …Setelah Sembilan 9 bulan dari operasi itu, sang istri melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari’ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan. Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula. Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali. Diterjemahkan dari kisahk yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya.
Orangorang yang sabar (Ash-Shabirin) merupakan salah satu karakter penghuni surga. Sabar artinya adalah menahan diri untuk menjalankan perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya serta tabah menghadapi ujian di atas jalannya. Baca juga: Cerita Para Sahabat Tentang Keutamaan Orang Sabar Para ulama membagi sabar menjadi tiga tingkatan, yakni tingkat pertama sabar dalam ketaatan, tingkatan
Berikut ini adalah sebuah kisah nyata. Ini adalah pengakuan seorang istri yang menulis pada note di facebooknya tentang dirinya yang terjebak perselingkuhan dan perzinaaan akibat sisi buruk facebook. Semoga kita semua bisa mendapat pelajaran yang berharga dari kisah ini.“Pernikahanku dengan Rudi nama samaran sudah memasuki sepuluh tahun. Sampai saat itu hubunganku dengan Rudi sangat harmonis. Ditambah lagi dengan hadirnya tiga buah hati sebuah musibah dalam keluargaku mulai muncul ketika aku mengenal facebook. Karena jejaring sosial inilah impianku untuk membangun rumah tangga yang utuh berantakan. Aku yang sehari-hari hanya sebagai ibu rumah tangga tergoda dengan rayuan laki-laki lain melalui setelah mengenal fitur chat obrolan, aku mulai menikmatinya. Apalagi banyak yang ingin berkenalan denganku, baik itu laki-laki, maupun ibu-ibu. Wajahku memang ayu. Kulitku putih bersih. Saat ini usiaku sekitar 34 tahun. Awalnya aku bertekad untuk tidak tergoda dengan bujuk rayu sejumlah lelaki di facebook. Namun, setelah aku mengenal Salam nama samaran, semuanya berubah. Salamadalah salah satu pejabat di perusahaan BUMNdi Sulawesi Selatan. Salam benar-benar membuatku terpikat dan mampu menggoyahkan imanku. Bahasanya yang santun, dan caranya ia memberiku perhatian di facebook telah membuat hatiku luluh.RuangCerita. Sabar, jangan merusak jalan takdir-Nya dengan ketidaksabaranmu. Sabar, sebab di dalam kesabaran ada pertolongan dari-Nya. Silakan boleh disebar, ya, untuk kerabatnya, sahabat, atau komunitas teman lelakinya. Gratis!!
Kata judul buku terkenal, wanita itu berasal dari Venus dan pria berasal dari Mars. Artinya, wanita dan pria itu sangat bertolak belakang. Saat pacaran, Ibu mungkin tidak terlalu memperhatikan hal ini. Perbedaan yang ada bisa dianggap sebagai perbedaan karakter semata. Setelah menikah, muncullah berbagai macam perbedaan dengan suami, mulai dari cara memencet pasta gigi hingga cara menanggapi masalah. Perbedaan ini kadang membuat Ibu gemas dibuatnya karena sudah sering dikomunikasikan tapi tidak kunjung ada perubahan. Mungkin, Ibu tidak tahu bahwa sebenarnya permasalahan tersebut berakar dari perbedaan pria dan pria dan wanita memang berbeda, tidak hanya hardware alias penampakan fisik saja, tapi juga software alias cara berpikir dan berperilaku. Sejumlah penelitian telah menunjukkan perbedaan pria dan wanita beserta bagaimana cara yang tepat untuk bersikap terhadap masing-masing. Tidak hanya terhadap pasangan, Ibu yang memiliki anak perempuan dan laki-laki pasti menyadari bahwa cara memperlakukan keduanya tidak dapat disamakan. Anak perempuan cenderung lebih halus perasannya sementara anak laki-laki lebih konteks rumah tangga, tentu perbedaan pria dan wanita ini harus disikapi dengan bijak. Yang paling pertama harus dilakukan adalah berusaha ikhlas menerima adanya perbedaan tersebut, di mana memang sudah diciptakan demikian. Cara kerja otak dan hormon yang memang berbeda antara pria dan wanita mungkin diciptakan agar dalam berkeluarga keduanya bisa saling mengisi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Agar suami istri bisa saling menolong, saling berempati, dan saling agar lebih mudah mencapai kondisi tersebut, mari kita mulai dengan melihat satu per satu hal yang menjadi perbedaan pria dan wanita dalam konteks rumah tangga. Tujuannya, bukan semata agar pasangan mau berubah walau sebenarnya ini keinginan terbesar, sih namun agar Ibu dapat mencari pendekatan yang sesuai dengan pola pikir suami agar lebih mudah membujuknya untuk lebih memahami perasaan dan sudut pandang ini adalah perbedaan pria dan wanita yang biasa terjadi dalam rumah tangga dan menjadi sumber perselisihanRapi vs BerantakanPerbedaan pria dan wanita dalam hal menata barang biasanya merupakan sumber perselisihan utama dalam rumah tangga. Awal menikah dulu, istri mana yang tidak takjub dengan suami yang meletakkan handuk basah di kasur? Atau, menanyakan segala benda yang dicarinya, seolah istri mengetahui lokasi setiap benda di rumah yang mungkin memang begitu.Ibu mungkin masih dapat memaklumi kebiasaan ajaib suami di awal pernikahan karena masih dalam masa honeymoon, love is in the air. Lama kelamaan, Ibu mulai merasa nyaman menunjukkan diri sendiri pada suami dan tidak segan mengingatkan suami untuk menjadi lebih rapi. Setidaknya, mengembalikan barang ke tempatnya atau peduli terhadap barang-barang pribadinya. Mengapa bisa seperti ini?Michael Gurian, seorang psikolog di Seattle yang mendalami ilmu tentang perbedaan pria dan wanita dilihat dari kinerja dan struktur otaknya, memiliki penjelasan menarik. Otak wanita ternyata lebih mampu memperhatikan detil sensorik daripada pria karena bagian otak yang mengatur hal ini lebih besar dibanding pria. Misalnya, jika ada sepatu berserakan di depan pintu, maka wanita merasa hal tersebut berantakan, mengganggu, dan terdorong untuk membereskannya di rak sepatu. Tapi pria tidak melihat hal yang sama. Pria ternyata lebih piawai dalam mendeteksi objek bergerak. Dalam situs National Geographic disebutkan bahwa hal ini berawal pada zaman purba, di mana manusia purba laki-laki berperan dalam berburu binatang. Melihat objek bergerak pada jarak jauh adalah kemampuannya, yang ternyata bertahan hingga era manusia modern. Sebaliknya, wanita dapat melihat objek kecil dalam keadaan statis/diam lebih baik, karena pada zaman itu peran wanita adalah mengolah makanan dengan mencari buah-buahan atau tanaman termasuk yang berukuran kecil. Menarik, bukan?Multitasking vs satu per satuJika adegan sepatu berantakan di atas berlanjut dengan omelan, “Ayah kok sepatunya nggak ditaruh rak, sih? Punya anak-anak juga, nih! Anak-anak bisa nyontoh berantakannya Ayah kalo tiap hari nggak dibiasain rapi..!” saat suami sedang asyik menonton bola, jangan harap ia akan menanggapi omelan Ibu apalagi bergegas membereskan berarti ia mengabaikan Ibu, hanya saja saat pria sedang fokus ke satu hal, maka sulit baginya memecah konsentrasi ke hal lain dengan perhatian yang sama-sama besar. Ini berbeda dengan wanita yang bisa menelepon sambil membawa masuk belanjaan ke dalam rumah, kemudian meletakkan sepatu di rak sambil memberi kode pada suami bahwa sepatunya multitasking tersebut dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh National Academy of Sciences terhadap 949 pria dan wanita. Hasil penelitian menggunakan MRI menunjukkan bahwa koneksi antara otak kanan dan otak kiri wanita lebih baik, yang membuatnya lebih pintar mengerjakan banyak hal dalam satu waktu multitasking. Alasannya, jembatan yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri wanita corpus collosum lebih tebal 30% dibandingkan pria. Wanita pun lebih mudah berpikir dari otak kanan-kiri-kanan dan corpus collosum yang lebih tipis, informasi yang diterima pria cenderung bergerak di satu sisi otak saja. Dampak positifnya, pria memiliki koneksi otak depan dan belakang yang lebih baik di masing-masing belahan otak yang membuatnya lebih pintar berkonsentrasi saat mengerjakan satu hal yang rumit, seperti membaca peta atau perbedaan pria dan wanita tersebut, Ibu sebaiknya menunggu hingga suami selesai mengerjakan suatu hal baru mengajaknya berbicara, ya. Maklumi saja jika terdapat jeda antara pertanyaan Ibu dengan jawaban dari suami, atau jika suami balik bertanya, “Tadi kamu ngomong apa?”Untuk pembicaraan yang memang penting, sebaiknya Ibu “membuat janji” dengan suami terlebih dahulu, seperti saran dr. Aisah Dahlan, CHt, pakar parenting yang mendalami kajian otak laki-laki dan perempuan. Katakan, “Yah, nanti malem aku mau ngomong tentang uang sekolah kakak ya, 15 menit aja.” Kalimat seperti ini dapat membuat suami mempersiapkan diri dan pembicaraan berlangsung lebih efektif. Cerewet vs irit bicaraSatu lagi perbedaan pria dan wanita yang mungkin langsung terlihat sebelum pernikahan, yaitu kemampuan berbicara. Wanita, jelas jagonya menjelaskan satu kalimat menjadi satu paragraf. Sebaliknya, pria piawai meringkas satu kejadian dalam satu kalimat. Pernah kan, Bu, cerita panjang lebar di WhatsApp dan suami hanya membalas “oke”?Hal tersebut mungkin cocok dengan teori yang disebut di banyak artikel, yaitu bahwa wanita mampu berbicara hingga kata sehari, sementara pria hanya kata sehari. Teori ini tercantum dalam The Female Brain, buku karangan Louann Brizendine, tahun 2006. Namun ternyata, pendapat tersebut tidak didapat berdasarkan penelitian yang valid. Peneliti bidang linguistik Deborah James dan psikolog sosial Janice Drakich mengkaji 56 penelitian mengenai kemampuan berbicara pria dan wanita. Hasilnya ternyata sangat berbeda 34 penelitian menunjukkan pria malah lebih banyak berbicara daripada wanita! Hanya dua penelitian yang menyatakan wanita lah yang lebih aktif berbicara. Sayangnya, “kabar” bahwa wanita bicara 3 kali lebih banyak daripada pria terlanjur tersebar luas, tanpa orang tahu yang menyebabkan perbedaan hasil penelitian tersebut?Status pria dan wanita di mana pembicaraan berlangsung. Semakin tinggi statusnya dalam pembicaraan tersebut, semakin banyak pula jumlah kata yang diucapkan. Pernah menjadi anak baru di kantor baru? Atau mungkin, menjadi tetangga baru yang langsung bergabung di rapat RT? Secerewet apapun karakter bawaan pria atau wanita, pasti situasi tersebut tidak serta merta membuat mereka banyak bicara. Itulah yang dimaksud dalam hasil riset di atas. Ngobrol sepulang kerja vs sibuk dengan ponselnyaSetelah seharian lelah mengurus anak, ingin rasanya mengobrol dengan suami tentang kejadian hari itu. Ibu bekerja pun demikian, tidak sabar untuk bercerita atau mendengar cerita suami tentang hal menarik yang dialami di tempat kerja. Sayangnya, sepulang kerja suami malah sibuk sendiri dengan ponselnya atau menonton TV. Cerita yang mengalir dari mulut Ibu pun hanya ditanggapi sebisanya, jika Ibu beruntung. Terkadang, suami malah tidak dengar apa yang Ibu ceritakan. Kesal, ya?Kalau sudah begini, bisa rusak quality time sepulang kerja. Bukan, bukan karena suami tidak perhatian. Namun, hal ini disebabkan oleh perbedaan otak pria dan wanita saat dalam kondisi lelah/beristirahat. Saat beristirahat, otak wanita memiliki lebih banyak bagian aktif daripada otak pria. Inilah mengapa wanita cenderung lebih ingin bercerita setelah mengalami hari yang melelahkan. Keinginan bercerita tersebut muncul sebagai cara otak mengeksplor masalah untuk mencari solusi. Dengan bercerita, wanita memproduksi hormon oksitosin yang membuat mereka rileks dan bebas itu, sedikitnya bagian aktif pada otak pria saat beristirahat menunjukkan bahwa ia ingin memberi waktu pada otaknya untuk menyelesaikan masalah dalam tenang, memutus koneksi dengan dunia luar, agar bisa menentukan apa yang harus dilakukan. Aktivitas di mana ia hanya terlibat secara pasif seperti menonton TV dan membaca koran atau media sosial dapat memperbarui hormon testosteronnya, yang berefek pada pelepasan stres dan menimbulkan rasa juga yang menyebabkan wanita lebih suka menyelesaikan masalah dengan membicarakannya sementara pria lebih suka “memendam” jangan marah ya jika Ibu sudah menyampaikan pendapat Ibu dengan bahasa yang santun di saat mood suami baik, namun suami seolah tidak ingin terlalu banyak bicara tentang perasaannya. Bersabarlah sampai suami selesai dengan detil vs fokus pada tujuanPerbedaan pria dan wanita ketika akan melakukan traveling biasanya terlihat jelas, khususnya setelah menikah istri yang akan membuat daftar barang bawaan dan segala macam persiapannya. Suami akan duduk manis di belakang kemudi. Jika sesekali Ibu mencoba bertukar peran dengan suami, apa yang terjadi? Bisa jadi ada barang tertinggal, benda yang tidak terpikir untuk dibawa, penataan barang yang tidak memudahkan pencarian, atau malah Ibu sendiri yang tidak percaya kemampuan suami untuk melakukan persiapan?Apapun itu, intinya wanita memang dikaruniai kelebihan berupa kemampuan melihat secara detil, melihat dalam spektrum yang lebih luas. Ibu bisa membawa kantong untuk pakaian kotor saat liburan keluarga, suami mungkin tidak terpikir hal itu. Jangan lantas menganggap suami tidak tanggap ya, Bu. Otaknya dirancang untuk fokus pada tujuan. Misal, tujuannya traveling naik mobil maka ia akan fokus pada mencapai tujuan dengan selamat, kendaraan tidak bermasalah, rute sudah ditentukan, selesai. Suami ingin Ibu percaya padanya tentang perjalanan, sama seperti suami mempercayakan perlengkapan traveling ke Ibu. Jadi, anggap saja hal tersebut adalah sebuah hal ini rentan menjadi gangguan pada saat-saat tertentu. Yang sering terjadi, saat belanja. Ibu pergi ke supermarket untuk membeli popok dan minyak goreng yang sedang promo. Sampai di sana, terdapat beberapa kebutuhan yang stoknya menipis di rumah. Ibu pun membelinya juga. Daripada bolak-balik, begitu pikir Ibu. Efeknya, pengeluaran pun Ibu meminta suami untuk membelikan popok dan minyak goreng, hampir bisa dijamin ia akan membeli sesuai apa yang Ibu minta karena itulah fokusnya saat mengunjungi supermarket. Jadi, perbedaan pria dan wanita tersebut sama-sama dibutuhkan dalam situasi tertentu, tidak perlu menganggapnya sebagai vs santaiSebagai seorang ibu, nampaknya wajar bila kita sering merasa khawatir. Anak belum bisa bicara, khawatir. Suami belum pulang tanpa kabar, khawatir. Belum lagi hal di masa depan seperti takut anak dibully saat remaja meskipun sekarang masih TK. Sebaliknya, suami terlihat sangat santai dalam menanggapi sesuatu kalau tidak bisa dibilang cuek. Ternyata, ini juga salah satu perbedaan pria dan wanita. Penyebabnya adalah bagian otak bernama anterior cortex yang berfungsi untuk mengolah emosi, menyimpan memori, dan merenung. Sudah bisa ditebak ya, anterior cortex siapa yang lebih besar?Ya, anterior cortex wanita. Efeknya, wanita lebih banyak merenung, mengolah berbagai macam emosi dirinya dan mencari tahu emosi orang di sekitarnya, termasuk menjadi cemas akan hasil pengamatannya tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh kecenderungan otak wanita untuk merasa, sementara pria cenderung pria menganggap tidak ada yang perlu dipermasalahkan dengan suatu hal, maka ia akan santai. Namun, dalam kondisi darurat atau bahaya, pria bisa jauh lebih “tajam” intuisinya dan segera bertindak untuk mengatasi kondisi di atas bukan berarti berlaku untuk semua pria dan wanita, ya. Kalau Ibu ternyata tidak bisa mengerjakan dua hal dalam satu waktu, atau suami Ibu memiliki kemampuan menjelaskan hal secara detil, hal tersebut sangat wajar. Lalu, bagaimana agar Ibu bisa menghadapi “keunikan” suami setiap hari dan sebaliknya? Pertama, ingatlah kebaikan suami. Jika Ibu jengkel dengan kebiasaannya meletakkan barang, ingatlah bahwa ia tidak pernah menolak bermain dengan anak saat Ibu kerepotan, tidak pernah memaksakan kehendaknya, atau selalu mau membelikan camilan sepulang kerja. Ibu sendiri pasti juga sedih kan, jika sudah mencuci, masak, membersihkan rumah, mengurus anak seharian, tapi suami menganggap Ibu menyebalkan karena selalu mempermasalahkan sepatu suami yang berantakan? Jadi, mari sama-sama melihat kebaikan terima apa yang tidak bisa kita ubah. Perilaku suami yang disebabkan oleh perbedaan kinerja otak tentu tidak bisa kita ubah. Jadi, berusahalah untuk saling memahami dan saling berempati. Dengan demikian, hati masing-masing akan tergerak untuk selalu membuat pasangannya bahagia.Menur
45rIlQ. 11431437545224267128766